Label

Minggu, 24 September 2017

Perbedaan Berita dari Media Surat Kabar, Radio, TV dan Media Online


·         Radio

Media penyampaian berita pada radio hanya bisa kita akses saat kita mendengar sebuah siaran radio.Kita membutuhkan radio sebagai sarana mendengarkan berita tersebut.Dulu menggunakan radio sangat tidak fleksibel, karena radio bentuknya terlalu besar untuk dibawa kemana-mana, tetapi berbeda dengan sekarang, radio telah menyatu dengan perangkat/gadget canggih lainnya sehingga bisa lebih mudah untuk dibawa dan digunakan.

Salah satu sisi kekurangan dari radio adalah berita hanya disampaikan secara audio saja, sehingga untuk berita yang butuh kedetailan akan sulit untuk digambarkan dan hanya mengandalkan imajinasi pendengar saja untuk memvisualisasikan berita tersebut.

Di sisi lain, nilai positif dari berita melalui radio adalah radio dapat memperkuat daya imajinasi dari pendengar karena berita disampaikan melalui media audio saja dan butuh penghayatan serta imajinasi untuk memahami berita tersebut.

Jurnalistik radio adalah teknik atau proses pengumpulan (collecting), penulisan (writing), penyuntingan (editing), dan penyebarluasan (publishing) berita melalui media radio siaran.
Jurnalistik radio (Radio Journalism, Broadcast Journalism) memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan jurnalistik cetak, jurnalistik televisi, dan jurnalistik online.

Karakteristik jurnalistik radio yang utama adalah auditif, auditory, atau “untuk didengarkan” (for eyes only). Dengan demikian, karya jurnalistik radio itu berupa suara (sound), yakni suara penyiar, reporter, dan narasumber berita. Karena berupa suara, maka berita yang ditulis oleh wartawan radio pun untuk “disuarakan” atau “diceritakan” (story telling). Konsekuensinya, naskah berita radio (radio news script, radio copy) harus ditulis dengan menggunakan bahasa tutur atau bahasa lisan, yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan (obrolan) sehari-hari (conversational style).

Sebagai contoh, dalam bahasa tutur tidak dikenal istilah “dalam kurung” dan “garis miring”.Maka, naskah berita radio pun harus menghindari tanda kurung dan tanda garis miring yang dalam bahasa tulis artinya “atau”. Karena berupa suara pula, maka wartawan radio –lebih dikenal dengan sebutan “reporter radio”– mesti memiliki suara bagus, minimal suara standar, layaknya penyiar radio, karena ia tidak hanya harus menulis naskah berita, tapi juga harus “bersuara” saat melakukan laporan langsung (live report).

·         Surat Kabar

Surat kabar memberikan informasi atau berita melalui kertas yang dicetak.Berita yang ada di dalam Koran adalah berita-berita yang telah dikumpulkan satu hari sebelumnya, jadi berita yang disajikan tidak secara langsung terjadi.Kita dapat mengakses berita dari Koran tersebut dengan membeli korannya atau kita berlangganan Koran bulanan.

Berita pada Koran cenderung lebih terperinci dibandingkan dengan media-media yang lain, karena penjelasan-penjelasannya dapat ditulis dengan rinci, dibandingkan radio ataupun tv yang lebih mementingkan durasi. Salah satu kekurangan Koran adalah beritanya tidak dapat dikonfirmasi bila ada kesalahan pada waktu itu juga, karena medianya yang melalui media cetak, sehingga info-info terbaru harus dicantumkan pada terbitan esok harinya.

·         TV

Televisi adalah salah satu media pemberitaan yang berkembang sangat pesat sekarang ini, hampir setiap rumah tangga di Indonesia mempunyai televisi.Televisi dapat diakses dengan gratis dan kapan saja. Pemberitaan di tv bisa lebih leluasa memberitakan hal yang ada, Karena pemberitaan yang realtime dan bisa memperbarui berita kapan saja. Salah satu keuntungan berita yang ada di tv adalah berita dapat diakses kapan saja dan berita yang dikabarkan adalah berita yang realtime dan berita yang dapat diklarifikasi secara langsung. Sisi negatifnya, tv sekarang ini menjadi media koorporasi dan kadang memihak salah satu pihak, sehingga berita yang disampaikan tidak adil dan kredibel. Ini mengakibatkan media elektronik (tv) menjadi tidak independen lagi karena ditunggangi oleh kepentingan beberapa oknum, tetapi tidak semua media seperti itu.

Jurnalistik televisi merupakan perpaduan media komunikasi gambar (visual) dan suara (audio).
Berita televisi haruslah menarik, akurat, harus punya kapabilitas untuk memberikan kesaksian tentang informasi yang diberikan, semua narasumber harus digali informasinya secara seimbang, penulis harus sesuai dengan informasi yang di dapat dari realitas, fakta, dan narasumber.
Namun semakin berkembangnya zaman, maka semakin berkembang juga teknologi. Lahirnya budaya televisi (audiovisual) mampu menggeser budaya media cetak. Media televisi membuat khalayak menjadi berkurangnya minat membaca.Karena televisi selalu menghadirkan berita sensasional yang dapat memikat daya tarik khalayak.

·         Media Online

Internet menjadi media elektronik yang berkembang sangat pesat sekarang ini, karena sekarang kita memasuki zaman informasi dan membutuhkan akses yang cepat dan bisa diakses di mana saja.Di dunia maya ini semua aspek bisa dicari dan ditemukan, termasuk berita juga yang banyak pilihannya, dari berita dalam negeri, luar negeri, ekonomi, dll.Media-media besarpun telah membuat situs-situs di internet untuk memperluas jangkauan pembaca mereka, seperti suaramerdeka.com, kompas.com, detik.com, dll.


Persebaran berita pada media online pun lebih cepat daripada media-media berita lainnya. Karena canggihnya teknologi sekarang sehingga berita dapat diupload atau diberitakan setiap saat, dan dapat diperbarui setiap detiknya. Salah satu kekurangan media ini adalah rawannya plagiasi berita karena mudahnya berita tersebar dan kadang sulit diketahui siapa yang menyebarkannya, selain itu media online juga rawan akan hacking atau pembajakan karena system pengamanan internet yang masih sangat rawan.


Perbedaan Teknis Media Cetak dengan Media Online

Unsur
Media Cetak
Media Online
Pembatasan panjang naskah
Biasanya panjang naskah telah dibatasi, misalnya 5 – 7 halaman kuarto diketik 2 spasi.
Tidak ada pembatasan panjang naskah, karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang.
Prosedur naskah
Naskah biasanya harus di-ACC oleh redaksi sebelum dimuat.
Sama saja. Namun ada sejumlah media yang memperbolehkan wartawan di lapangan yang telah dipercaya untuk meng-upload sendiri tulisan-tulisan mereka.
Editing
Kalau sudah naik cetak (atau sudah di-film-kan pada proses percetakan), tak bisa diedit lagi.
Walaupun sudah online, masih bisa diedit dengan leluasa. Tapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti merevisi salah ketik, dan seterusnya.
Tugas desainer atau layouter
Tiap edisi, desainer atau layouter harus tetap bekerja untuk menyelesaikan desain pada edisi tersebut.
Desainer dan programmer cukup bekerja sekali saja, yakni di awal pembuatan situs web. Selanjutnya, tugas mereka hanya pada masalah-masalah maintenance atau ketika perusahaan memutuskan untuk mengubah desain dan sebagainya. Setiap kali redaksi meng-upload naskah, naskah itu akan langsung “masuk” ke desain secara otomatis.
Jadwal terbit
Berkala (harian, mingguan, bulanan, dua mingguan, dan sebagainya).
Kapan saja bisa, tidak ada jadwal khusus, kecuali untuk jenis-jenis tulisan/rubrik tertentu.
Distribusi
Walau sudah selesai dicetak, media tersebut belum bisa langsung dibaca oleh khalayak ramai sebelum melalui proses distribusi.
Begitu di-upload, setiap berita dapat langsung dibaca oleh semua orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet.

8 komentar:

Perpanjangan Penutupan Bandara Ngurah Rai

Perpanjangan penutupan operasi penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali selama 24 jam ke depan hingga Rabu (29/11...