Label

Minggu, 24 September 2017

Ngabuburit di Bulan Ramadan


Menanti azan magrib adalah saat-saat terindah dalam rutinitas ibadah puasa di bulan Ramadan. Dalam tatanan masyarakat nusantara, menunggu waktu magrib menjadi budaya yang sering diisi dengan beragam kegiatan. Budaya inilah yang disebut dengan 'ngabuburit'.

Ngabuburit berkembang dari masa ke masa bergerak dinamis mengikuti situasi sosial masyarakat yang dipengaruhi arus zaman. Budaya yang tumbuh dari kebiasaan masyarakat sunda yang komunikatif ini telah berkembang dan meluas hingga mengakulturasi budaya-budaya di daerah lain dan menjadi ciri khas Indonesia itu sendiri.

Istilah ngabuburit sebenarnya berasal dari Bahasa Sunda, kata dasarnya adalah 'burit' yang berarti sore menjelang malam. Jadi, tradisi ngabuburit di bulan Ramadan adalah
menghabiskan waktu setelah asar hingga azan magrib datang untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga saat puasa.

Kata ngabuburit yang awalnya hanya digunakan oleh masyarakat di daerah Pasundan. Sekarang kata tersebut menjadi populer sehingga istilah ngabuburit menjadi Bahasa Nasional dan dipergunakan oleh hampir sebagian besar masyarakat Indonesia.
Saat ini fenomena ngabuburit di bulan Ramadan benar-benar sudah memasyarakat dan seakan telah menjadi kebiasaan di Indonesia. Ngabuburit menjadi tren bagi anak-anak muda khususnya di perkotaan.

Warga masyarakat yang terdiri dari anak-anak, remaja, hingga dewasa akan keluar rumah masing-masing setelah waktu asar. Lalu secara perorangan, berpasangan, maupun berkelompok pergi ke tempat keramaian untuk sekadar jalan-jalan di sekitar jalan raya, alun-alun atau pusat keramaian lainnya. Alasan mereka tak lain hanya untuk ‘ngabuburit!’ menunggu waktu buka puasa.

“Dari pada bosan di rumah ya mending saya keluar saja jalan-jalan bareng teman sekalian nunggu azan magrib, supaya haus ama laparnya gak kerasa. Toh saat magrib tiba saya juga pulang lagi ke rumah untuk buka puasa bareng keluarga.” ujar Anggun, salah satu remaja yang mengisi waktu ngabuburitnya dengan jalan-jalan di sekitar Kota Depok.

Padahal menurut salah satu media online http://opiniartikel.kampung-media.com/2015/07/04/ngabuburit-dalam-sejarah-kebudayaan masyarakat di perkampungan dulu melakukan tradisi ngabuburit dengan menabuh beduk secara bersama-sama menjelang waktu berbuka puasa dengan irama-irama yang bervariasi serta diiringi selawat yang menandakan keagungan bulan Ramadan sebagai bulan yang penuh berkah dan ampunan.

Tidak seperti sekarang, adab menunggu buka puasa sedikitnya sudah berbelok arah dan kekhidmatan ramadan itu sendiri kehilangan makna religiusnya.

Salah satu website https://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/ngabuburit-bukan-ajaran-islam telah mengupas tuntas faktor terjadinya pergeseran makna ngabuburit di masa kini.
 Menurut situs tersebut ngabuburit kehilangan makna religiusnya karena di masa kini banyak siaran televisi yang menyiarkan kegiatan seorang artis saat menunggu buka puasa dengan cara jalan-jalan untuk sekadar senang-senang tanpa dibarengi dengan kegiatan positif. Kemudian kegiatan tersebut ditiru oleh masyarakat muslim, terutama anak-anak muda sehingga ngabuburit tidak dilakukan dengan kegiatan-kegiatan religius lagi.

Sekarang, semua hal yang dilakukan pada sore hari dikatakan sebagai ngabuburit. Entah itu sekadar ngumpul ngumpul, ikut acara musik, jalan-jalan, dan sebagainya. Akan tetapi, ternyata masih ada kampung yang menerapkan tradisi ngabuburit seperti di zaman dulu.

 “Orang-orang sini mengisi waktu ngabuburit dengan kegiatan-kegiatan positif. Mereka akan berbondong-bondong ke majlis/masjid untuk mengkaji ilmu agama dan mendengarkan ceramah. Sedangkan anak-anak kecilnya berlajar membaca Al-Quran dirumah Ustadz.” ujar Sujana salah satu masyarakat yang tinggal di kampung Kamurang Jati, Karawang, Jawa Barat.

Secara esensi memang telah terjadi penyimpangan makna dan hakikat dari ngabuburit itu sendiri, namun tentunya semua dikembalikan kepada siapa yang menjalani dan melakukannya.


Berpuasa akan menjadi sesuatu yang indah ketika diisi dengan hal-hal positif. Jadi, manfaatkanlah waktu ngabuburit dengan kegiatan yang baik, tidak merugikan orang lain dan memberi kebahagiaan kepada semua umat Islam karena yang tidak boleh dilakukan saat ngabuburit adalah sesuatu yang mengganggu dan merugikan orang. 

4 komentar:

  1. Hrs nya ini di post kmren pas bln puasa

    BalasHapus
  2. haha tapi itu pilihan lah, dan ga salah juga sih ngabuburit dengan cara apapun yang penting ga negatif

    BalasHapus

Perpanjangan Penutupan Bandara Ngurah Rai

Perpanjangan penutupan operasi penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali selama 24 jam ke depan hingga Rabu (29/11...