Label

Selasa, 05 September 2017

Pasar Kemiri Muka Harus Bergerak

Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli dan tawar menawar, maka tak heran jika suara bising para penjual yang menawarkan barang dagangannya terdengar. Beraneka ragam kebutuhan ada di tempat ini, mulai dari pakaian, sayuran, buah-buahan, daging, ikan,  beras, telur, tas, sepatu dan keperluan lainnya tersedia dengan harga yang sangat murah.

Keramaian merupakan ciri khas di tempat ini. Panas, bau, becek dan kotor sudah menjadi hal biasa untuk sebuah pasar tradisional. Keadaan dalam pasar memang padat dan pengap sehingga ketidaknyamanan sangat terasa, bahkan tak jarang ada yang sampai kecopetan karena kurangnya keamanan saat berada di keramaian tersebut. Akan tetapi, semua itu tidak pernah membuat Pasar Kemiri Muka sepi oleh pengunjung karena harga yang murah bisa kita dapatkan bila berbelanja ke pasar tradisional.

Beragam profesi hadir di pasar ini, tak hanya pedagang dan pembeli saja, tapi ada juga profesi lain, mulai dari tukang parkir, penyedia jasa kuli angkut, pengemis, bahkan tak jauh dari pasar, terdapat ojeg, becak, dan terminal angkot sehingga tidak heran jika pasar tersebut selalu ramai.

Pasar Kemiri Muka berlokasi di Jl. Arif Rahman Hakim Depok, dekat stasiun kereta Depok Baru, tepatnya berada di bawah fly over Arif Rahman Hakim. Di sekitar pasar terdapat beberapa parkiran 24 jam untuk para pengendara sepeda motor yang akan melanjutkan perjalanannya dengan kereta.
Pasar ini dipisahkan oleh rel kereta sehingga menjadi dua bagian dan pengunjung harus melewati rel tersebut saat berkeliling mencari kebutuhannya. Meskipun ada penjaga yang memberi tahu saat akan ada kereta melintas, tetap saja hal ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan para pengunjung.

Walaupun penjagaannya telah ketat, kecelakaan tetap saja kerap terjadi. Akhir-akhir ini juga sering sekali terjadi kasus kecelakaan di perlintasan Pasar Kemiri. Yang menjadi penyebab utama adalah akibat para korban yang terlalu sibuk bermain handphone ketika menyebrang di pintu perlintasan tanpa melihat jalur kiri dan kanan rel kereta dan korban juga tak menyadari ada kereta yang datang ke arahnya walaupun beberapa orang telah berteriak untuk memberitahunya.

Selain karena terlalu fokus bermain handphone, ada juga korban yang tertabrak akibat sedang mengenakan handsfree ponselnya. Korban sendiri sudah diingatkan berkali-kali oleh warga namun tetap tidak mendengar. Korban tetap melangkah untuk menyebrang meski klakson lokomotif sudah dinyalakan dengan keras.

Kasus kecelakaan di pintu perlintasan Pasar Kemiri Muka, Stasiun Depok Baru itu sudah sering terjadi. “Dalam beberapa bulan belakangan ini saja jumlah korban yang tertabrak kereta api ini mecapai 10 orang, bahkan lebih, tak hanya tertabrak, beberapa juga ada yang terserempet oleh kereta,”  ujar Syariffudin salah satu petugas keamanan di Stasiun Depok Baru.

Dengan banyaknya kasus tersebut, membuat para pengunjung Pasar Kemiri Muka kurang terjaga keamanan dan keselamatannya. Sehingga masyarakat yang berbelanja ataupun sekadar melintas sangatlah harus berhati-hati.

Selain dari segi keselamatannya, kebersihan di pasar ini juga sangat kurang diperhatikan. Sampah yang berserakan di mana-mana seakan menjadi alas bagi para pedagang maupun pembeli yang berada di tempat tersebut. Tak hanya itu, yang membuat kita enggan untuk menapakkan kaki dan harus menutup hidung rapat-rapat adalah banyaknya sayuran dan buah-buahan busuk yang bertumpukan di tanah dan dibiarkan begitu saja sehingga aroma yang busuk sangat tercium.

Hal ini juga dirasakan oleh Evi Rusmiati salahsatu pengunjung yang sering berbelanja disitu. Ia pun merasakan ketidaknyamanan saat berada di sana karena masalah sampah. Alasan utama yang membuat ia setia menjadi pelanggan di sana adalah hanya karena faktor jarak yang tak jauh dari rumahnya.

Selain pengunjung yang merasakan keresahan akan kotornya Pasar Kemiri Muka, pedagang juga merasakan hal tersebut. Petugas juga pernah mengadakan operasi pasar karena semakin lama keadaan pasar semakin buruk apabila tidak diadakan pemeriksaan. Alhasil bukannya kebersihan yang tercipta, tapi gerakan yang diambil malahan penggusuran beberapa lapak yang dirasa tak layak berada di situ karena menghalangi jalan. Gerakan ini memang membuat pasar lebih tertata rapi, tapi bagaimana nasib para pedagang yang kehilangan lapaknya ?

Jika seperti ini, apa pedagang bisa protes ? Mereka yang hanya bermodalkan lapak untuk menjajakkan dagangannya tidak mempunyai wewenang dan hanya bisa menerima dengan lapang dada. Jika dilakukan gerakan seperti itu seharusnya petugas juga siap memberi lapak baru sebagai pengganti agar tidak memutuskan tali rezeki orang lain, karena berdagang adalah satu-satunya mata pencaharian mereka.



 Berhubungan dengan itu semua, kita memang sudah tahu bahwa keadaan di pasar tradisional tidak pernah luput dari kata ramai juga kotor. Keamanan dan keselamatannya pun kurang terjaga. Maka dari itu, semua pihak yang ada di pasar tradisional harus bekerja sama dengan baik, mulai dari pedagang, pembeli, petugas kebersihan dan keamanan, pengelola pasar, dan lain-lain. Kerjasama yang baik tersebut harus terjalin satu sama lain agar keamanan dan kenyamanan tercipta di lingkungan pasar tradisional khususnya Pasar Kemiri Muka.

3 komentar:

  1. Gw sering kesini... dan emng ngeri juga sih pas nyebrang rel nya

    BalasHapus
  2. Gw tau nama psr ny doang tp ga prnah kesana. Dari tulisan ini gw kd tau keadaan pasar itu. Mksh bermanfaat kok

    BalasHapus

Perpanjangan Penutupan Bandara Ngurah Rai

Perpanjangan penutupan operasi penerbangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali selama 24 jam ke depan hingga Rabu (29/11...